Posts Tagged ‘Antropologi Budaya Hukum’

ANTROPOLOGI BUDAYA HUKUM: PENDAHULUAN, RUANG LINGKUP, ANTROPOLOGI,SOSIOLOGI, DAN HUKUM.

November 12, 2017

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

PENDAHULUAN

Istilah

Istilah pertama berasal dari jerman dengan nama Kulturkunde. Di Indonesia digunakan oleh universitas Indonesia (UI) yaitu dengan nama ilmu kebudayan. Dalam perkembangannya berganti istilah menjadi antropologi budaya yang berasal dari AS (cultural anthropology). Pada tahun 1875 di inggrisistilahnya menjadi social anthropologycttnkuladedidikirawan. Selanjutnya istilah antropologi budaya dipakai di UNPAD.

Manfaat.

Manfaat mempelajari anthropology budaya sebagai penunjang bagi pengembangan ilmu hokum. Telaaah-telaah yang dilakukannya akann member maskan memperluas wawasan terutama bagi para pakar hokum dalam menjalankan tugasnya sehari-hari baikcttnkuladedidikirawan sebagai seorang teoritis maupun praktis. Kegunaan antropologi bagi perkembangan ilmu hokum:

  1. Bahan-bahan hasil penelitian antropologi dapat memberikan gambaran tentang hokum dalam konteks kebudayaan dalam suatu masyarakat. Pancasila merupakan hasil kristalisasi dari budaya hokum itu sendiri sebagai aspek budaya.
  2. Dengan mempelajari antropologi dapat ditelusuri system nilai yang menjadi dasar dari system hokum apakah itu system eropa continental system anglosaxon, system hokum islam, atau kah system hokum adat
  3. Dengan menelaah bahan-bahan antropologi dapat diketahui pola-pola proses hokum mankah yang dipergunakan untuk menegakan system nilai-nilai dalam masyarakat. Contoh hokum acara perdata, hokum acar pidaana, berbicara mengenai peradilan;antropologi budayacttnkuladedidikirawan tidak sebatas peradilan saja melainkan juga konstruksihukum adil (sifat orang). Keadilan (asas), peradilan (proses mencapai keadilan).
  4. Penelitian antropologi dapat memberikan data tentang penerapan hokum tertulis pada masyarakat. Penerpamn hokum (efektivitas hokum)meliputi;
    1. Hukumnya (yuridis, sosiologis, filosofis juga antropologis).
    2. Penegak hokum (professional, berpengetahuan luas, jujur, adil, bersih, berwibawa, bertanggungjawab).
    3. Fasilitas hokum (sarana dan prasarana).
    4. Masyarakat (partisipasi, menyangkut perubahan sikap mental masyarakat secara pribadi dan secara hokum).
  5. Penelitian antropologi dapat memberikan pengetahuan tentang kemungkinan dipergunakannya proses peradilan tidak resmi yang mungkin lebih efektif dari pada peradilan yang resmi (ADR/alternative dispute resolution).
  6. Dengan penelitian antropologi dapat dikethui tentang sebab-sebab , latar belakang mengpa warga masyarakat enggan untuk menyelesaikan masalah-masalah hokum di pengadilan resmi(missal karena birokrasi cttnkuladedidikirawanyang berbelit –belit biaya mahal waktu yang lama dsb).
  7. Dengan penelitian antropologi dapat diidentifikasi kan tentang kebutuhan-kebutuhan hokum warga masyarakat serta latar belakang kebudayaannya.

RUANG LINGKUP.

ANTROPOLOGI dibagi menjadi:

  1. Antopologi fisik manusia.
    1. Palentropologi . meneliti tentang sejarah terjadinya dan prkembangan manusia sebagai mahluk biologis missal fosil-fosil dsb.
    2. Meniliti sejarah terjadinya aneka warna manusia dilihat dari sudut cirri-ciri fisik.
  2. Antropologi budaya. Mempelajari nurani danhasil-hasil yang dicapaioleh manusia
    1. Mempelajari sejarah perkembangan dan perseebaran kebudayaan manusia dimuka bumi terutama sebelum mereka mengenal huruf.
    2. Mempelajari terjadinya persebaran aneka warna basa di dunia. Yang diteliti misalnya daftar kata, huruf-huruf, tatacttnkuladedidikirawan bahasa.
    3. Mempelajari dsar –dsar kebudayan manusia dalam kehidpan bermasyarakat (merupakan cabang antropologi yang tertua).

FASE-FASE PERKEMBANGAN.

Meliputi:

  1. Fase I (sebelum 1800)
  2. Fase II (kira-kira pertengahan abad ke 19)
  3. Fase III (permulaan abad ke 20)
  4. Fase IV (sesudah 1930)

Uraian:

  1. Fase I (sebelum 1800). Tahun 1800 mulai lahir pandangan primus interpares yaitu anggapan bahwa orang eropa lebih kuat dari pada orang luar eropa. Pada fase ini mulai terkumpul kitab-kitab kisah perjalanan laporan-laporan. Buah tagan para musafir dan pelaut pendata-pendeta agama nasarani dan pegawai pemerintah jajahan. Kesimpulan sebagai pandangancttnkuladedidikirawan yang lahir di eropa:
    1. Bangsa eropa menggap bangsa jauh adalah bangsa yang buruk , manusia liar, timbulah bangsa primitive savages.
    2. Bangsa eropa menganggap bahwa bangsa jauh adalah suatu contoh masyarakat yang masih murni yangbelum termasuki oleh kejahatan seperti yang terjadi dieropa.
    3. Bangsa eropa tertarik akan adat istiadat bangsa jauh yang aneh mulailah mereka mengumpulkan benda-bendacttnkuladedidikirawan kebuayaan bangsa jauh.
  2. Fase II (kira-kira prtengahan abad ke 19). Antropologi merupakan ilmu yang akademis bertujuan mempelaari masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk mndapat suatu pengertiang tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah persebarancttnkuladedidikirawan kebudayaan mansuia.
  3. Fase III (permulaan abad ke 20). Antropologi menjadi ilmu yang praktis dan bertujuan mempelajarimasyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa di luar eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat-masyarakat yangcttnkuladedidikirawan komplek melalui bentuk-bentuk masyaarakat yang kurang komplek.
  4. Fase IV (sesudah kira-kira 1930). Pada fase ini terjadi dua perubahan penting yaitu:
    1. Timbulnya antipasti terhadap kolonialisme yang tampak sesudah perang dunia II
    2. Cepat hilangnya bangsa-bangsa yang primitive (dalam arti bangsa-bangsa aslli terpencil ari pengaruh kebudayaan eropa dan AS).

Pada fase IV ini antropologi mempunyai dua tujuan yaitu tujuan akademis dan tujuan paraktis. Tujuan akademis adalah mencapai pengertian mengenai aneka warna mahluk manusia, kebudayaan, serta masyarakatnya. Tujuan praktis adalah untuk mempelajairi manusia dalam masyarakat pedesaan guna cttnkuladedidikirawanmemajukan pendduduk pedesaan itu.

ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI, DAN HUKUM.

Antopologi hokum mempelajari hokum sebagai geala-gejala dalam aspek kehidupan dan tidak sebagai norma-norma atau kaidah-kaidah dalam kehidupan. Sosiologi hokum merupakan cabang sosiologi yang mempelajari hokum sebagai gejala-gejala hasilinteraksi manusia. Hokum itu merupakan hasil karya manusia yaitu kebudayaan antropologi melihat hokum itucttnkuladedidikirawan seebagai aspek dari kebudayaan merupakan produk dari budaya tersebut. Intinya yaitu pola nilai sedang nilai itusendiri adalah suatu konsep tentang baik dan buruk mana yang harus diikuti dan mana yang tidak. Pola nilai menentukan bagaimana norma-norma hokum terjadi tercipta. Pola nilai è norma atau kaidah è norma social (tidak termasuk norma agama kaena gama bersumber langsung dari tuhan bukan produk dari pola nilai atau interaksi manusia) dan norma hokum (bersanksi). Antropologicttnkuladedidikirawan hokum mempelajari bagaiman hubungan pola nilai dengan hokum itu sendiri (norma hokum yang memiliki sanksi yang tegas) sedangkan sosiologi mempelajri hokum sebagai gejala dan aspek kehidupan sebagai hasil pergaulan hidup manusia. Kaitan antropologi budaya dengan hokum bahwa antropologicttnkuladedidikirawan mempelajri manusia secara sosiologis yatu manusia sebgai mahluk yang berbudaya dan hokum mempelajari manusia yang hidup berbudaya.

Antropologi dan Sosiologi.

Persamaan; bahwa antropologi mencari prinisp-prinsip persamaan dibelakang aneka warna dalam beriburibu masyarakat dan kebudayaan kelompok maanusia dimuka bumi dengan tujuan mencapai pengertian tentang hidup masyarakat an kebudayaan cttnkuladedidikirawantujuan sosiologi pun sama seperti demikian. Perbedaannya antralain:

  1. Asal-mula dan sejarah perkembangan antropologi budaya:
    1. Mula-mula sebagai bahan-bahan keterangan tentang masyaraakat dan kebudayaan pribumi di daerah-daerah luar eropa khusus karena kebutuhan orang-orang eropa untuk mendapatkan pengertian tentang tingkat-tingkat permulaancttnkuladedidikirawan dalam sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
    2. Mempelajari mnusia sederhana.

Sosiologi :

  1. Mula-mula sebagai bagian dari filsafat social dalam rangka ilmu filsafat yang menjadi ilmu yang khusus bahw dalam krisis masyarakat eropa memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar masyarakat dan kebudayaan sendiricttnkuladedidikirawan.
  2. Mmpelajari masyarakat yang sudah kompleks.
  3. Objek ilmiah. Antrpologi budaya;
    1. Objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan (sederhana). Tapi sebagai satu kesatuan yang bulat
    2. Studi komparatif dari beerbagai kebudayaan dan masyarakat yang amat besar jumlahnyacttnkuladedidikirawan.

Sosiologi:

  1. Masyarakat pperkotaan (kommpleks)
  2. Memutuskan perhatiannya pada berbagai gejala khusus dengan menganalsa klompok social yang khusus pula
  3. Metode dan masalah khusus. Antropologi budaya:
    1. Analisa kualitatif, komparatif, deskriftip
    2. Instrumennya observasi (pengamatan) paling jauh mengadakan interview
    3. Peneliti tinggal dilokasi penelitiancttnkuladedidikirawan relative lama.

Ssosiologi:

  1. Analisis kuantitatif, verifikatif
  2. Instrumennyaquesioner
  3. Jangka waktunya relative pendek.

Masyarakat.

Menuurut Ralph Linton. Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dann berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu. Menurut Ralph Linton masyarakat yang belum terorganisasikan mengalamaicttnkuladedidikirawan proses yang fundamental yaitu:

  1. Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota
  2. Perasaan kelompok.

Jika aggregate of individual menjadi kelompok yang terorganisasikan dan mmpunyai jiwwa perasaan kelompok dan jika kelompok itu mempunyai cirri-ciri seperti itu maka Linton menyebutnya masyarakat. Menurut Park dan Burgess eksistensi masyarakatcttnkuladedidikirawan dimungkinkan oleh interaksi social dan proses social yaitu dengan; komunikasi, konflik, kompetisi, akomodasi, asimilasi, kooperassi. Antropologi melihat dua tipe masyarakat:

  1. Masyaraakat primitive
  2. Masyarakat modern

Struktur social.

Ruang lingkup antropologi (social) menyangkut human social process comparatively. Dalam mempelajari relasi social dibedakan antara struktur, fungsi, dan organisasi. Struktur social adalah jaringan relasi sosil dalam masyarakat sebagai system yang berlaku sbagai pedoman bagi tingkah laku manusia. Aspek struktur relasi social adalah prinsip yang merupakan landasan dari bentuk; role expectation, dan ideal patern. Yang dimaksud aspek fungsional relasi social adalah cara suatu cttnkuladedidikirawantujuan dicapai. Yang dimaksud dengn organisasi relasi social adalah aktivitas yang menunjuk gerak ke satu arah dengan tidak mengubah bentuk untuk mencapai suatu tujuan.

Pranata Sosial.

Menurut Koentjoroningrat: pranata social adalah suatu system tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untik memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat (mengkhusus pada system norma dan system aktivitas manusia dalam masyarakatcttnkuladedidikirawan). Merupakan perkembangan dari; folkways è custom èmoresèpranata social.

PERUBAHAN KEBUDAYAAN.

Menurut Koentjoroningrat: kebudayaan adalah keseluruan system gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupn masyrakatyang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Wujudd kebuyaan:

  1. Wujud kebudayaan sbagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakatcttnkuladedidikirawan
  3. Wujud kebudayaan sbagai benda-benda hasil karya manusia.

Perubahan kebudayaan terkait dengan proses social dan relasi social (masyarakat). Proses social adalah cara interaksi social yang dapat kita lihat apabila individu dan kelompok bertemu dan membentuk satu system relasi social atau apa yang terja di apabila berbagai perubahan mengganggu satu cara hidup yang telah disusun. Dilihat dari sudut kebudayaancttnkuladedidikirawan kehidupan bersama antar manusia menghasilkan: kebiasaan, custom dan folkways, mores, adat-istiadat, pranata social. Semua itu merupakan aspek kebudayaan. Perbuhan social adalah variasi ari cara hidup yang telah diterima dan berlaku yang disebabkan oleh kondisi geografis hasil kebudayaan yang brupa alat yang dapat mempertinggitaraf kehidupan, komposisi penduduk, atau ideologycttnkuladedidikirawan yang bersal dari luar dengan jalan difusi atau berasal darid alam masyarakat sendiri karena adanya invention. Factor-faktor yang menyebabkan perubaahan kebudayaan: discovery dan invention, difusi kebudayaan, akulturasi, asimilasi, migrasi,

Proses belajar kebudayaan:

  1. Merupakan proses panjang sejak seseorang dilahirkan sampai ia meninggal. Diamana ia belajar menanamkan diri keprabidiannya segala perasaan hasrat, nafsu serata emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya
  2. Merupakan proses seseorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan social yang mungkin ad dalam kehidupan cttnkuladedidikirawansehari-hari.
  3. Merupakan proses dimana seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hiduap dalam kebudayaan nya

Kepiribadian adalah unsure-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu mansusia. Memiliki unsure-unsur antara lain: pengetahuan, perasaan, dorongan naluri.

SMA NEGERI PAMANUKAN, SUBANG

Web/Blog untuk keluarga besar (alumni, siswa, guru dan karyawan) SMA Negeri Pamanukan, Subang - Jawa Barat # Web Address: http://smanpmk.wordpress.com # email: smanpmk@yahoo.com

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.